Ditulis oleh Dwi Risnawati Kususiami, S.Hut.
Kopi jenis Basirsa yang merupakan kopi khas Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk olahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Kopi basirsa merupakan salah satu jenis kopi yang telah di kembangkan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Budi Luhur Lestari Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dengan jumlah anggota 23 orang. Penggiat kopi ini adalah Tommy Burhan salah satu dari anggota KTH sekaligus sebagai Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
Kopi ini awal mulanya berasal daerah Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Kopi basirsa ini biasanya oleh petani di sana di buat tegakan bawah; Atasnya biasanya di sambung dengan kopi jenis lainnya seperti arabika dan robusta. Di buat tegakan bawah ini karena kopi jenis basirsa ini kuat dan tahan panas di musim kemarau dan gampang tumbuh. Kenapa di katakan sangat kuat karena pada musim kemarau petani tidak perlu menyirami karena kopi ini dapat menyimpan cadangan air di akarnya. Sehingga nanti pada musim penghujan tiba akan bersemi kembali.
Untuk perbanyakan tanaman biasanya petani melakukan stek. Kalau di stek tumbuhnya pohon itu tidak keatas terus tapi pertumbuhan cabangnya menyamping kayak payung.
Biji dari kopi basirsa ini lebih kecil di bandingkan dengan jenis kopi lainnya. Untuk kulit kopi bisa buat campuran untuk di goreng dengan bijinya. Kopi ini mempunyai aroma yang khas dan mempunyai kandungan kafein yang tinggi.
Sementara ini untuk produksinya 20 kg/bulan dengan harga Rp. 80.000/kg. dan untuk penjualannya masih di lingkup tetngga dan dititipin di toko2 terdekat. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk olahan kopi jenis basirsa yaitu pemilihan bahan baku yang berkualitas, pemilihan teknologi pengolahan yang tepat, pengemasan produk yang menarik dan ramah lingkungan, serta strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Dalam pengembangan produk olahan kopi jenis Basirsa, diperlukan kerjasama yang baik antara petani kopi, pengolah kopi, dan pelaku usaha lainnya, serta dukungan dari pemerintah setempat.