Monitoring dan Evaluasi Unit Agroforestry, Upaya RHL Di Desa Petungsinaran, Kecamatan Bandar, Kab Pacitan

Oleh : Muharni (Penyuluh Kehutanan Penyelia)

Kegiatan Rehabilitasi Lahan yang difasilitasi oleh CDK Wilayah Pacitan melalui penyelenggaraan Pembangunan Hutan Rakyat di luar kawasan negara salah satu unitnya dilaksanakan di Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, yaitu Agroforestry.

Data KTH Penerima Kegiatan :

Nama KTH : Blumbang Lestari
Alamat : Ds. Petungsinarang Kec. Bandar Kab. Pacitan
Nama Ketua: Parnu

Jenis tanaman yang diterima :

Alpukat                   : 750 btg
Gmelina                  : 1250 btg
Jagung                    : 75 kg

Kegiatan Agroforestry terealisasi melalui sumber dana APBD 2023 dengan KTH setempat sebagai kelompok peaksana yaitu KTH Blumbang Lestari. Jenis tanaman yaitu jenis kayu-kayuan gmelina,  jenis MPTS Alpukat serta tanaman jagung hibrida sebagai fasilitasi komponen tanaman semusim.

Pelaksanaan pembuatan HR Agroforestry yang telah berjalan dan selesai di seluruh area yaitu pembersihan lapangan, pembuatan lubang tanam, serta pendistribusian (bibit, ajir dan pupuk organik&urea), penanaman. Serta saat ini masih berlangsung yaitu tahap pemeliharaan.

Penanaman agroforestry di Desa Petungsinarang di tanam di lahan milik anggota KTH. Dijumpai tanaman tumbuh dengan baik di lokasi tanam yang bertopografi relatif curam.

Bibit diterima pada triwulan awal 2023 dengan kondisi baik dan dijumpai beberapa bibit rusak untuk jenis gmelina dan alpukat. Tingkat kerusakan awal penerimaan bibit yaitu sebesar 30% – 35% tindak lanjut dilakukan penyulaman dari bibit yang diupayakan dari bedengan swadaya penyuluh kehutanan. Penanaman/penyulaman direncanakan pada musim tanam akhir tahun ini.

Kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan Agroforestry yaitu relatif kesulitan dalam kesediaan air. Namun demikian pemeliharaan sebaik mungkin dilakukan agar tanaman bertahan dan optimal. Terlebih saat ini telah memasuki musim penghujan maka diharapkan kondisi semakin membaik dan tercapai hasil sesuai target.
Saat dilakukan monitoring dan evaluasi dijumpai hasil penanaman Alpukat persen hidup 60%, untuk jenis dan jenis kayu-kayuan Gmelina persen hidupnya mencapai 45% .Kendala dijumpai yaitu kesulitan air, namun kondisi lingkungan berketinggian di atas 1000 mdpl cuaca cukup kondusif dan pemeliharaan tetap dilakukan. Telah diupayakan pembuatan Bedengan Swadaya Penyuluh Kehutanan untuk mengantisipasi penyediaan bibit penyulaman.

Adapun rincian Bedengan Swadaya sebagai berikut :

Bedengan swadaya adalah kegiatan pembuatan bibit tanaman kehutanan secara swadaya untuk mengatasi masalah ketersediaan bibit di lingkungan atau anggota KTH tentunya sesuai potensi dan kebutuhan kelompok setempat

Demikian kegiatan penyelenggaraan ragam kegiatan dalam Upaya RHL harus selalu dalam pendampingan dan support sehingga diperoleh hasil sesuai harapan, menguntungkan seluruh pihak yang terlibat. Utamanya rehabilitasi lahan kritis untuk kesejahteraan masyarakat & Kelestarian Hutan.

Salam Lestari~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *