Disusun oleh : TOHARI,SP
Penyuluh Kehutanan Kecamatan Nawangan
Penggunaan Perubahan Anggaran Pendapatan Daerah (PAPBD) Propinsi Jawa Timur Tahun 2023 adalah untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) melalui Sub Kegiatan Pembangunan Hutan Rakyat di Luar Kawasan Hutan Negara. Dalam rangka meningkatkan fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk pengendalian terhadap bencana alam, banjir, kekeringan dan tanah longsor, salah satu upayanya adalah dengan melakukan Pembuatan Hutan Rakyat (secara vegetatif). Pada tahun 2023 dialokasikan kegiatan Pembuatan Hutan Rakyat seluas 5 Ha.
KTH Songsong Manunggal II Desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Paacitan adalah salah satu penerima manfaat kegiatan tersebut.
Data penerima Kegiatan :
· Nama Kelompok Tani : SONGSONG MANUNGGAL
· Nama Ketua Kelompok Tani : AGUS SUNARTO
· Sekertaris : KARMIN
· Status Hukum Kelompok Tani : SK KEPALA DESA DAN KEMENHUMKAM
· Klasifikasi Kelompok Tani : MADYA
Data kegiatan Hutan Rakyat :
1. Bibit tanaman :
a. Sengon laut , sebanyak 1.200 batang
b. Alpukad , sebanyak. 500 batang
c. Nangka , sebanyak 500 batang
2. Sarana lainnya :
a. Ajir sebanyak 2.200. batang
b. Pupuk Organik sebanyak 250. Kg
c. Papan kegiatan sebanyak 1. Buah ,
Adapun perincian penerima sebagai berikut :
Penyelesaian Pekerjaan :
- Pembersihan Lapangan : Yaitu kegiatan pembersihan lahan dan pembuatan piringan tanam
- Pemancangan ajir, pembuatan lubang tanam
- Distribusi bibit
- Penanaman bibit
- Pemeliharaan Tanaman
Monitoring Perkembangan Tanaman
Dari kegiatan Hutan Rakyat tahun 2023 di KTH Songsong manunggal Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan , setelah dilakukan monitoring di awal bulan Januari 2024 di dapat data tanaman sebagai berikut :
- Perkembangan Tanaman Sengon Laut
Dari hasil laporan dan penganmatan lapangan tanaman sengon alut mengalami kematian cukup tinggi mencapai 35% . Penyebab kematian :
- Terjadi kendala tidak turun hujan dalam jangka yang cukup lama pasca penanaman bibit, sehingga menyebabkan kematian bibit,
- Beberapa bibit tanaman kondisi gugur daun sebelum ditanam dan pearakaran tanaman yang kering akibat tidak turunnya hujan
- Polybag tanaman yang kecil perakaran tanaman kurang banyak.
- Tidak ada penyebab tanaman mati diserang hama.
2. Perkembangan Tanaman Alpukad
Prosentase tanaman alpkad cukup tinggi yaitu : 85%, hal ini karena polybag alpukad cukup besar sehingga perakaran tanaman cukup banyak, sehingga lebih tahan kekeringan saat tidak turun hujan, Penyebab kematian lebih disebabkan kare bibit yang rusak saat sebelum ditanam dan beberapa tanaman rusak/ patah saat diangkut kelahan, mengingat medan yang sulit.
3. Perkembangan Tanaman Nangka
Perkembangan tanaman Nangka cukup tinggi yaitu 87%, hal ini lebih disebabkan karakteristik tanaman yang toleran terhadap kekeringan, dan juga perkaran tanaman yang cukup banyak karena media polybag lebih besar. Kematian disebabkan oleh kekeringan yang ekstrim pada Sebagian lahan, dan kerusakan patah saat dalam pengangkutan ke lahan tanam.
Kesimpulan :
- Pelaksanaan Kegiatan Hutan Rakyat di KTH Songsong Manunggal cukup berhasil dengan rata-rata tumbuh : 74,5%, meskipun terjadi kendala tidak turun hujan yang cukup lama pasca pennaman bibit
- Tanaman Sengon banyak terjadi kematian disebabkan perakaran tanaman yang kurang karena media polybag yang kecil, sehingga Ketika terjadi kekeringan perakaran belum siap menampung cadangan air .
- Tanaman alpukad dan Nangka cukup toleran terhadap kekeringan karena media tanam polybag cukup besar sehingga perkaran banyak mendukung penyerapan cadangan air dalam tanah.
Saran masukan :
- Tanaman perlu terus dipelihara , pendangiran dan penyiangan perlu dilakukan segera, pemupukan susulan dilakukan minimal 2 bulan menjelang musim kemarau/ kering.
- Kelompok agar menyiapkan pembuatan pesemaian swadaya sengon untuk antisipasi dan upaya penyulaman tanaman yang amti.
Sekian Terima Kasih