Oleh : Kharisma Mukti Winanda
Kegiatan monitoring biasanya dilakukan untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana, serta mengukur keberhasilan dan kendala yang dihadapi KTH Wanadharma I Desa Jetak, Kec. Tulakan, Kab. Pacitan.
Apis Cerana adalah spesies lebah madu asli Asia yang tersebar dari Afganistan hingga Indonesia, dikenal sebagai lebah madu Asia atau lebah madu India, dan memiliki tubuh kecil berwarna kuning dengan garis hitam. Spesies ini merupakan lebah yang penting untuk produksi madu dan penyerbukan, serta dapat dibudidayakan secara sederhana dalam glodok atau kotak modern (kotak setup).
KTH Wanadharma I yang terletak di Desa Jetak, Kec. Tulakan, Kab. Pacitan telah mengelola dan mengembangkan potensi lebah madu Apis Cerana sejak tahun 2014 yang dimana berawal / dirintis person to person (perorangan). Saat ini jumlah kotak / setup yang dikelola anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanadharma I berjumlah sekitar 200 kotak yang dimana tersebar di sekitaran pemukiman anggota kelompok, serta di setiap tahunya selalu ada penambahan kotak setup yang signifikan, menandakan hal itu sebagai upaya semangat para anggota KTH dalam bidang pengembangan madu hutan Apis Cerana

Menyikapi hal ini KTH Wanadharma I akan terus berupaya untuk Meningkatkan kesejahteraan anggota KTH melalui usaha budidaya lebah madu, Menyediakan produk madu berkualitas tinggi untuk pasar lokal maupun regional, Mendorong pelestarian ekosistem hutan sebagai penyedia pakan lebah serta Memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi petani/masyarakat.
Adapun beberapa aspek monitoring pengembangan pengelolaan lebah madu Apis Cerana pada KTH Wanadharma I adalah sebagai berikut :
1. Aspek Kelembagaan
- Kepengurusan KTH : Apakah ada struktur jelas (ketua, sekretaris, bendahara, seksi usaha)
- Partisipasi anggota : Tingkat keterlibatan anggota dalam kegiatan pemeliharaan lebah madu.
- Pelatihan dan pendampingan : Monitoring jumlah anggota yang mengikuti pelatihan teknis budidaya lebah madu.
2. Aspek Teknis Budidaya
- Kondisi koloni lebah: Jumlah koloni yang aktif dan produktif.
- Teknik pemeliharaan: Penerapan standar pemeliharaan (kebersihan stup, pemberian pakan tambahan, pengendalian hama/penyakit).
- Produksi madu: Jumlah panen per periode (kg/liter) dan kualitas madu.
- Pengelolaan lingkungan: Ketersediaan tanaman pakan lebah (floral resources) di sekitar hutan.
3. Aspek Ekonomi
- Pendapatan kelompok: Nilai ekonomi dari hasil panen madu.
- Diversifikasi produk: Adanya produk turunan (propolis, lilin lebah, royal jelly).
- Pemasaran: Saluran distribusi yang digunakan (lokal, regional, online).
- Kelembagaan usaha: Apakah sudah ada koperasi, unit usaha, atau kerja sama dengan pihak lain.
4. Aspek Sosial & Lingkungan
- Kesejahteraan anggota: Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga anggota KTH.
- Konservasi hutan: Apakah kegiatan budidaya lebah mendorong pelestarian hutan (tidak menebang, menjaga keanekaragaman tanaman berbunga).
- Kesadaran masyarakat: Meningkatnya pemahaman tentang manfaat menjaga ekosistem hutan untuk keberlangsungan lebah madu.

5. Metode Monitoring
- Observasi lapangan: Mengecek langsung stup, kondisi koloni, dan lingkungan sekitar.
- Catatan produksi: Buku catatan panen madu dan pendapatan.
- Wawancara/FGD: Mendengar pengalaman, kendala, dan masukan dari anggota.
- Evaluasi periodik: Laporan triwulan atau semesteran.
6. Indikator Keberhasilan
- Bertambahnya jumlah koloni lebah yang sehat.
- Peningkatan volume produksi madu.
- Kenaikan pendapatan anggota KTH.
- Terbentuknya jejaring pemasaran madu.
- Konservasi hutan meningkat (tidak ada perambahan, tanaman pakan lebah bertambah)

Dengan adanya kegiatan monitoring pengembangan pengelolaan lebah madu pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanadharma I diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok, memperbaiki teknik budidaya lebah madu, serta mendorong peningkatan produksi dan pendapatan anggota. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hutan sebagai sumber pakan lebah sehingga tercipta pengelolaan hutan yang lestari, produktif, dan berkelanjutan.
